Bukhari rahimahullah mengatakan dalam kitab Sahihnya yang merupakan kitab paling sahih sesudah Al-Qur’an, yaitu di dalam Kitab Al-Jihad wa As-Siyar dari kitab Sahihnya tersebut seraya menorehkan sebuah bab dengan judul ‘Bab. Tidak boleh mengatakan si fulan Syahid’. Kemudian beliau mengutip hadits Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Allah yang lebih mengetahui siapakah orang yang benar-benar berjihad di jalan-Nya, dan Allah yang lebih mengetahui siapakah orang yang terluka di jalan-Nya.” (Sahih Bukhari, cet. Dar Ibnu Hazm, hal. 520).
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menerangkan ucapan Bukhari tersebut. Beliau berkata (Fath Al-Bari, jilid 6 hal. 90. cet. Dar Al-Ma’rifah Beirut. Makt. Syamilah), “Perkataan beliau ‘Tidak boleh mengatakan si fulan syahid’, maksudnya tidak boleh memastikan perkara itu kecuali didasari dengan wahyu…”. Al-‘Aini rahimahullah juga mengatakan, “Maksudnya tidak boleh memastikan hal itu (si fulan syahid, pent) kecuali ada dalil wahyu yang menegaskannya.” (Umdat Al-Qari, jilid 14 hal. 180. Makt. Syamilah).
Nah, sebenarnya perkara ini sudah jelas. Yaitu apabila ada seorang mujahid yang berjihad dengan jihad yang syar’i kemudian dia mati dalam peperangan maka tidak boleh dipastikan bahwa dia mati syahid, kecuali terhadap orang-orang tertentu yang secara tegas disebutkan oleh dalil! Maka perkataan Bukhari, Ibnu Hajar, dan Al-‘Aini -rahimahumullah- di atas dapat kita bandingkan dengan komentar Ustadz Abu Bakar Ba’asyir -hadahullah- yang mengatakan, “… Amrozi dan kawan-kawan ini memperjuangkan keyakinan di jalan Allah karena itu saya yakin dia termasuk mati sahid,” tegasnya dalam orasi di Pondok Pesantren Al Islam, Sabtu (8/11/2008).” (sebagaimana dikutip Okezone.com.news)
Aduhai… alangkah jauhnya apa yang dikatakan oleh mereka (baca: ulama) dengan apa yang dikatakan olehnya? Kalau orang yang benar-benar berjihad dengan jihad yang syar’i saja demikian (tidak boleh dipastikan bahwa dia syahid) -selama tidak ada dalil khusus yang menegaskannya- lalu bagaimanakah lagi dengan orang yang melakukan tindak perusakan di muka bumi tanpa hak dengan mengatasnamakan jihad?Ambillah pelajaran, wahai saudaraku… Allahul musta’aan.